Kamis, 21 April 2011

Antara Sungguh-Sungguh dan Sukses

Antara Sungguh-Sungguh dan Sukses

22 April 2011

Saya masih ingat pertemuan saya dengan Ahmad Fuadi penulis novel best seller Negeri 5 Menara. Hmmm…. Mungkin itu bukan sebuah pertemuan karena saya hanya berdiri mematung di salah satu sudut ruangan melihat beliau sedang duduk bersama penanggung jawab acara seminar motivasi yang saya adakan bersama teman-teman di kampus. Saya pun tak ada keberanian mendatangi beliau hanya sekedar untuk menyampaikan pujian saya terhadap karya beliau. Saya juga tak bergerak maju untuk meminta beliau menandatangangi buku saya atau sekedar berfoto bersama beliau dengan teman-teman panitia lain yang sedang sibuk membereskan keperluan untuk seminar tersebut. Ya..beliau datang lebih pagi, melihat kerja-kerja panitia untuk acaranya. Begitulah. Saya begitu malu. Sedihnya lagi…saya pun tidak berkesempatan mengikuti acara beliau dengan sepenuhnya karena hari itu bertepatan dengan resepsi pernikahan abang saya yang pertama. Tapi, demi tidak menyia-nyiakan kesempatan bertatap muka dengan salah seorang pemberi inspirasi bagi banyak orang di tanah Allah ini, saya menyempatkan diri untuk datang di pagi hari membantu teman-teman dan menyaksikan kedatangan beliau.

Saya ingat betapa ramai nya peserta seminar waktu itu, Pekanbaru 7 November 2010. Anak-anak, remaja, hingga orang-orang dewasa juga datang menghadiri. Saya tak hendak memuji suksesnya acara tersebut. Saya hanya ingin menyampaikan fakta bahwa ada banyak orang di Indonesia ini yang masih percaya dengan kesungguhan dalam usaha untuk mencapai kesuksesan. Hari itu adalah salah satu faktanya. Seminar itu menunjukkan bahwa mereka-peserta seminar- mencari bagaimana “caranya” untuk memunculkan kesungguhan itu dan mempertahankan kesungguhan dalam mencapai cita-cita mereka.

Ahmad Fuadi menjawab degan novelnya. Fuadi membantu pembaca-dan orang-orang seperti yang saya sebut di atas- dengan novelnya. Novel yang mengisahkan bagaimana membangun kesungguhan dalam Negeri5Menara. Setelah sukses menginspirasi banyak pembacanya dengan novel pertamanya tersebut, kali ini Fuadi melanjutkan kisahnya dalam Ranah3Warna, Januari 2011. Ia kembali menjabarkan kisahnya meraih cita-cita hidupnya dengan sungguh-sungguh. Ia mengisahkan bahwa selain berusaha dengan sungguh-sungguh kita mesti berusaha dengan sabar untuk mencapai kesuksesan.

“Jarak antara sungguh-sungguh dan sukses hanya bisa diisi sabar. Sabar yang aktif, sabar yang gigih, sabar yang tidak menyerah, sabar yang penuh dari pangkal sampai ujung yang paaling ujung. Sabar yang bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan seakan-akan itu sebuah keajaiban dan keberuntungan. Padahal keberuntungan adalah hasil kerja keras, doa, dan sabar yang berlebih-lebih.”

Ranah3Warna

Indonesia Raih Emas di Laga Bulu Tangkis Kelas Dunia

Hari Minggu lalu tepatnya tanggal 13 Maret 2016 Yonex All England Superseries Premier berakhir. Ajang ini diadakan di Barclaycard Arena d...