Selasa, 27 Juli 2010

Doctors

Doctors

Saya sudah lupa bagaimana harusnya meresensi buku dengan baik sesuai kaidah bahasa Indonesia yang benar. Saat ini pun saya tidak ingin menyebut tulisan ini sebagai “resensi”.

Biarkan saja dulu. Mungkin nanti jika ada kesempatan saya akan kembali mengulang belajar, sedikitnya memanggil memori yang tersimpan.

Author : Erich Segal

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : 2010

Tebal : 848 hal; p 23 cm

Euforia seperti apakah ini? Saya tak bisa menjelaskan. Pun sebenarnya ini hanya sebuah “perasaan”. Begitu senang (bukan bahagia) rasanya menyelesaikan membaca karya yang menurut saya sangat istimewa. Dari beberapa novel yang saya baca –dan itu pun tidak banyak ^^- ini adalah salah satu novel hebat. Great. Or excellent. Sangat hebat. Menginspirasi. Mungkin ada beberapa poin penting yang bisa dikatakan “mendidik”.

Meski ini novel terjemahan, saya tetap dapat merasakan betapa kuatnya gaya bahasa yang dipakai Erich dalam menyampaikan ide-ide cemerlang yang ingin diangkatnya. Bahasa yang lugas. Bahasa yang jelas dan tepat dalam setiap gambaran situasi. Novel ini memang menceritakan tentang dokter dan kedokteran yang sangat erat dengan keilmuwan yang “serius”, namun Erich mampu menyampaikan maksudnya dengan “ringan”. Ada keseriusan yang sungguh-sungguh. Ada tawa renyah di setiap leluconnya. Brilliant.

Barney dan Laura mungkin terlambat menyadari “perasaan” mereka. Namun, hati tidak memilih. Begitulah. Meski telah lama mengarungi kehidupan percintaan mereka, akhirnya pun mereka “terpaksa” mengakui perasaan mereka masing-masing. Persahabatan itupun selesai, namun merka tak pernah kehilangan satu sama lainnya. Mengutip kata-kata Rahul dalam Kuch-Kuch Hotahai, “cinta itu sahabat”. ^^ (bener gak ya?)

Tapi Erich tak hanya menceritakan kisah Barney dan Laura. Ia memaparkan banyak hal. Ia membangun karakter. Bukan. Membentuk. Bukan hanya untuk Barney dan Laura (sekali lagi), tapi juga untuk hampir semua kehidupan yang sedang berkembang saat itu. Masa kanak-kanak, remaja, sekolah, persaingan, olahraga, ambisi, kebaikan, kasih sayang, penolakan, teknologi, kompetisi, perjuangan, kerja keras, kepercayaan, keilmuwan, kerumitan, perang, rasisme, kekejaman, politik, persahabatan, dan cinta. Erich menyinggung banyak hal dengan sudut pandang orang ketiga. Kehidupan tokoh utama, keluarganya, teman-temannya, lingkungannya, negaranya. Saya yakin inilah salah satu hal yang membuat novel ini “sangat kaya”. Dan saat selesai membacanya, pembaca tidak hanya akan mengingat “oh…novel ini berkisah tentang dua remaja yang memiliki cita-cita yang sama dan akhirnya menikah”. Jelas sekali bukan hanya itu. Pembaca akan mendapatkan “lebih”.

Saya tidak tahu tahun terbit pertama kali novel ini di negara aslinya, mungkin 1985. Penulis menggambarkan perkembangan “fakta” tentang dunia mulai dari tahun 1930-an hingga 1970-an. Ini menjadikan novel ini begitu menarik bagi pembaca di tahun kapan pun. Ada kisah tentang perkembanga dunia, politik maupun teknologi ataupun perkembangan ilmu pengetahuannya. Dan saya membacanya di tahun 2010.

Terlepas dari semua kisah yang diangkat oleh Erich Segal ataupun kekaguman saya yang sangat terhadap karya besar ini, banyak hal yang saya pelajari. Inspirasi dari banyak kesungguhan, membangun kepercayaan, merawat&“menyembuhkan” diri sendiri jika ingin “menyembuhkan” orang lain, pengorbanan, kasih sayang, kepedulian, dan yang terpenting menemukan “passion” mu sendiri.

Thank you so much, “dr. Segal”.

“Prinsip mendasar dari Ilmu Kedokteran adalah cinta”

PARACELSUS (1493-1541)

The Art of Surgery

=D

Minggu, 18 Juli 2010

Senin, 12 Juli 2010

confusion 1

What is your passion?

Itu hanya sebuah pertanyaan.

Sebuah pertanyaan dengan intonasi datar diiringi senyum yang menenangkan.

Hhhh….

Tak sepantasnya juga saya menjawabnya dengan menghela napas. Karena itu “hanya sebuah pertanyaan”. Tapi mungkin bukan “hanya sebuah pertanyaan” untuk saya. Ini mungkin lebih tepat untuk “kehidupan” saya. Untuk sesuatu yang saya jalani saat ini dan untuk sesuatu yang akan saya jalani dan saya dapatkan di kemudian waktu.

Ya, seorang teman itu mungkin benar-life isn’t so simple. Tapi saya selalu bilang padanya bahwa hidup itu sungguh sangat sederhana. Hanya saja, akhir-akhir ini saya mengakui mungkin apa yang dikatakannya ada benarnya. Untuk menjalankan segala “kesederhanaan” itu perlu “kerumitan”. Seperti putih-hitam, baik-buruk, penerimaan-kekecewaan, dll. Mungkin lain kali saya akan sedikit bersemangat membicarakan tentang kesederhanaan dan kerumitan hidup. Lain kali.

Back to the earth,

-Passion is not what you are good at.

It’s what you enjoy the most.- Rene Suhardono, Career Coach

So what is your passion?

-haven’t found it yet-

zack_8_heart: what is ur passsion?

w1ra_aja: haven't found it yet

w1ra_aja: ??

zack_8_heart: ya.....

w1ra_aja: lg di kampus?/

zack_8_heart: di rumah

zack_8_heart: libur

zack_8_heart: doing nothing

w1ra_aja: hahhhaha

w1ra_aja: doing something la..

zack_8_heart: have no idea

zack_8_heart: um...

zack_8_heart: kayaknya pit lebih suka kerja jadi EO gitu..

zack_8_heart: *meski gak paham betul

w1ra_aja: kan bisa belajar

zack_8_heart: iya

zack_8_heart: memang bisa belajar

zack_8_heart: tapi....

zack_8_heart: but

zack_8_heart: hmmmm

zack_8_heart: how about "a doctor"?

w1ra_aja: emang tompi jadi penyanyi lepasin dokter nya??

w1ra_aja: malah dy lanjut S2

zack_8_heart: ya

zack_8_heart: sebuah contoh tak pernah benar2 bisa di contoh

w1ra_aja: why not??

w1ra_aja: gk ada yg mudah

w1ra_aja: semua butuh usaha

zack_8_heart: ya

zack_8_heart: saia amat sangat benar2 mengagumi dunia kedokteran

zack_8_heart: dan para dokter yang menginspirasi

zack_8_heart: but

zack_8_heart: it's just like something you interest at

zack_8_heart: not something u want to be or live whit it

w1ra_aja: why don't you try to make "the something you interest at" as a way to get "something u want to be or live with it"

zack_8_heart: i don't get it

zack_8_heart: almost 2 years

w1ra_aja: your passion??

zack_8_heart: haven't found it yet....

zack_8_heart:

w1ra_aja: dont try too hard to find it, it comes within

w1ra_aja: just enjoy your life, you'll find it

zack_8_heart: ya

zack_8_heart: it will

zack_8_heart: I will

w1ra_aja: so whats wrong with the doctor?

zack_8_heart: hmmm

zack_8_heart: karena saia tak berjuang dengan cukup keras&tak cukup tanggung jawab dalam mempelajarinya

zack_8_heart: makanya

zack_8_heart: confuse

zack_8_heart: i'm trying

zack_8_heart: always

zack_8_heart: all the time

zack_8_heart: tapi, entah mengapa selalu ada hal menarik lain untuk dikerjakan, untuk dipelajari, untuk diapakan dibanding dengan "sesuatu yang saia sangat kagum dan suka" di atas

zack_8_heart: tapi itu semua hanya hal2 bodoh

zack_8_heart: hal2 bodoh yang mengalihkan perhatian dari "sesuatu" itu

zack_8_heart: become a doctor is a great decision

w1ra_aja: biasa itu, anggap aja itu sedikit ganjalan untuk menuju tujuan

w1ra_aja: if you can thorough it you'll become stronger

zack_8_heart: "stronger"???

zack_8_heart: hhehe

zack_8_heart: my sister said "stranger"

zack_8_heart: *maybe

w1ra_aja: hehhehe

w1ra_aja: maybe

zack_8_heart:

w1ra_aja: hahhahahhahaha

w1ra_aja: it's all about choice, if you make it just focus on it

Sabtu, 10 Juli 2010

Control your emotion and discipline your mind

Control your emotion and discipline your mind

Kalimat itu saya dapatkan ketika menonton ulang salah satu film Harry Potter. Saya bukan akan membicarakan tentang filmnya. Ini hanya sebuah ungkapan dan saya sangat “exited” * mendengarnya.

*bener gak ya spellingnya?

Control your emotion and discipline your mind

Hanya ingin mengulang lagi. Meski kemampuan bahasa inggris belum terlalu oke, saya cukup menangkap maknanya. I feel it.

Seperti sebuah penegasan. Jika kamu inginkan “apa yang kamu inginkan”.

Indonesia Raih Emas di Laga Bulu Tangkis Kelas Dunia

Hari Minggu lalu tepatnya tanggal 13 Maret 2016 Yonex All England Superseries Premier berakhir. Ajang ini diadakan di Barclaycard Arena d...